Banyu Anjlok - Pantai Bolu-Bolu - Keletekan: Sekali Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui
29 Mar 2015 View : 17359 By : Nadia Sabila
Banyu Anjlok merupakan objek wisata air terjun di pinggir pantai yang terletak di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Banyu Anjlok ini adalah objek wisata yang baru marak dijelajahi turis lokal sekitar akhir tahun 2014, sebelumnya, nama Banyu Anjlok belum terkenal. Malang bagian selatan seolah tak habis-habis menunjukkan pantai-pantai memesona. Untuk menuju ke Banyu Anjlok, Artebianz harus menggunakan perahu mesin yang bertolak dari Pantai Lenggoksono. Dari Lenggoksono inilah, nantinya Artebianz akan disuguhi spot-spot air--termasuk Banyu Anjlok--serta spot untuk ber-snorkeling ria yang tak akan berhenti membuat mulut berdecak kagum.
photo Pantai Bolu-Bolu by Artebia
Menuju Pantai Lenggoksono
Pantai Lenggoksono (Dampit) "sebetulnya" berjarak dua jam saja dari Malang Kota jika ditempuh dengan mobil kecepatan normal. Mengapa saya katakan "sebetulnya"? Karena perjalanan saya dan rombongan menuju Lenggoksono ini justru lebih dari tiga jam. Bukan karena macet atau gangguan teknis semacam itu, melainkan karena kami kurang jeli membaca Google Maps dari ponsel pintar kami.
Peta Lenggoksono-Banyu Anjlok-Bolu-Bolu
Setelah mendaki gunung, jalan berliku, jurang, dan jalanan terjal,
kami pun sampai dengan selamat di Pantai Lenggoksono, yang berada di
bawah bukit. Mungkin karena saat itu Hari Minggu dan sudah hampir siang,
situasi pantai Lenggoksono sudah ramai. Well, objek wisata ini sudah bukan rahasia lagi rupanya.Biaya Penyeberangan Dari Pantai Lenggoksono
Pantai Lenggoksono ini sepertinya sudah mendapat pengelolaan oleh warga sekitar. Harga karcis masuk pantai Lenggoksono adalah 5ribu rupiah per orang. Di dekat pelataran parkir mobil, ada spanduk besar yang bertuliskan bahwa "sewa perahu ditetapkan seharga 50ribu rupiah per kepala". Sementara sewa alat snorkeling dikenai harga 25ribu rupiah per orang.
Menyeberang dari Lenggoksono
Satu perahu bisa memuat maksimal 10 orang dan ternyata biaya sewa perahu 50ribu per orang tersebut sudah termasuk fasilitas life jacket. Perlengkapan snorkeling-nya sendiri hanya berupa google, tanpa fin (kaki katak). Namun, baik google maupun life jacket-nya,
kondisinya masih sangat nyaman dipakai karena sepertinya masih baru dan
belum sering digunakan. Meski demikian, jika Artebianz memang sering snorkeling, lebih baik membeli alatnya sendiri, karena selain lebih hemat juga agar lebih higienis.Kletekan: The diving spot
Begitu perahu bertolak dari pantai, spot pertama yang akan kami kunjungi rencananya adalah Banyu Anjlok. Tetapi karena siang hari itu sedang pasang, nelayan belum berani membawa kami ke sana. Lagi pula, daratan Banyu Anjlok masih tenggelam di air, sehingga air terjun langsung lepas ke laut. Akhirnya perahupun dipacu ke sebuah lokasi yang disebut dengan Kletekan.Setelah berlayar tak sampai 10 menit dari Pantai Lenggoksono, nelayan pun menghentikan perahunya dan mempersilakan kami untuk mulai ber-snorkeling. Yeaay! Satu per satu kami pun menceburkan diri ke air laut biru tua yang terasa sejuk dan menyegarkan. Hup! Saya pun tak ragu menenggelamkan kepala, menyisir pemandangan bawah laut Kletekan.
Lompat dari Batu Karang Keletekan (Photo by: Widhya; Model: Melani)
Kondisi di bawah laut sedikit buram karena lumpur bawah laut yang
naik akibat hujan, tetapi terumbu karang masih bisa dilihat. Ikan-ikan
warna-warni berenang-renang. Spot Kletekan ini kedalamannya sekitar 4-7
meter. Semakin kita ke tepi, yakni ke tumpukan batu-batu karang besar
dan tinggi, air semakin menghijau dan bening. Di sisi batu karang
menempel puluhan siput laut.
Batu Karang Keletekan (Photo by: Widhya; Model: Melani)
Beberapa teman saya bahkan mencoba
melakukan lompatan dari batu karang tersebut. Tinggi batu karang ke
permukaan air kurang lebih sekitar dua meter. Byuur! Melompat ala
bocah-bocah petualang sepertinya memang seru. Ada pula semacam gua batu
kecil yang di atasnya ditumbuhi semak-semak lebat. Secara keseluruhan,
pemandangan terumbu karangan di Keletekan ini cukup bagus, namun tak
sebagus terumbu karang di Gili Labak ataupun Pulau Menjangan.
Pantai Bolu-Bolu
Lepas dari Kletekan, nelayan pun mengajak kami ke spot berikutnya yakni ke Pantai Bolu-Bolu. Pantai yang berjarak 3 menit dari Kletekan ini sudah cukup ramai. Garis Pantai Bolu-Bolu ini pendek saja. Selain itu jika pasang tinggi, pantai ini sepertinya akan hilang tergenang air laut. Menurut saya, kondisi dan pemandangan di Pantai Bolu-Bolu ini hampir mirip sekali dengan Teluk Hijau Banyuwangi.Perbedaannya, warna pasir pantai Bolu-Bolu sedikit lebih gelap dan tekstur pasirnya lebih empuk dan lembut. Namun suasana kanan kiri dan belakang pantai yang berupa semak-semak dan hutan, hampir tak berbeda dengan Teluk Hijau. Tak banyak yang bisa dilakukan di Bolu-Bolu ini kecuali berfoto di atas batu-batu karang dan bermain air.
Banyu Anjlok
Inilah tujun utama kami. Beruntung, setelah kurang lebih satu jam di Bolu-Bolu, akhirnya pasang yang tadinya menggenangi Banyu Anjlok sudah surut, dan spot tersebut bisa dikunjungi. Meskipun sudah ramai orang di sana, pesona Banyu Anjlok tetap tak berkurang. Tak seperti Banyu Tibo yang tidak bisa dituruni dan hanya bisa dinikmati dari atas, Banyu Anjlok ini bisa didaki dengan menggunakan tambang yang telah tersedia, selain pengunjung sendiri memang telah berada di bagian bawah air terjun.
Banyu Anjlok
Air deras terjun bebas dari bukit semak sekitar 4 meter di atas laut.
Kami tak tahan untuk tak mandi dan merasakan "pijatan" air yang
menjatuhi tubuh kami. Air tersebut dingin sangat sejuk. Kotoran dan
segala kelelahan seolah ikut luruh dengan membasahi diri di air terjun
Banyu Anjlok sepeti anak kecil kegirangan bermain hujan.Lepaskan Stres Di Balik "Tirai Air Terjun"
Artebianz bisa juga mencoba "stress releasing teraphy" di Banyu Anjlok ini. Istilah ini saya buat sendiri ya Artebianz, hehehe. Caranya, cobalah untuk menembus jatuhan air dan berdiam sejenak di balik air terjun yang mengalir deras. Memang akan sangat dingin dan terpaan anginnya pun cukup kencang, namun Artebianz harus mencoba tenang dan merasakan kesejukan yang ada. Rasakan sensasi menenangkan dibalik air terjun, kalau perlu pejamkan mata sejenak. Tak ada suara apa pun selain hunjaman air terjun. Sungguh, bagi saya hal ini sangat menyenangkan dan menenangkan.
ilustrasi (photo by: andy-coleman.com)
Gua Rahasia Banyu Anjlok
Setelah puas bermeditasi dibalik air terjun, saya dan beberapa teman mencoba menjelajah gua sempit di sisi kanan air terjun yang juga tertutup curahan air. Kami menembus curahan air yang bagi tirai itu dan memasuki gua. Bias cahaya matahari yang terpantul pada tempias air menimbulkan efek pelangi yang sangat indah. Sayangnya, tak satu pun dari kami yang membawa kamera ke gua ini.
ilustrasi (photo by: cornucopia3d.com)
Kondisi gua agak gelap dan satu-satunya cahaya hanyalah dari sinar
matahari yang menelusup dari atas batu gua. Semakin ke dalam, semakin
menyempit dan semakin gelap, akhirnya setelah beberapa meter, kami
memutuskan untuk kembali keluar saja. Satu lagi Artebianz, boleh percaya
boleh tidak, menurut bapak nelayan, jika kita meminum air di gua ini,
kita bisa cepat mendapat jodoh dan sembuh dari penyakit. Kesempatan ini,
menurut Pak Nelayan lagi, hanya berlaku untuk pendatang, dan tidak
berlaku untuk nelayan dan penduduk sekitar. Waahh!sumber : http://www.artebia.com/wisata/detail.php?id=260&title=banyu-anjlok-pantai-bolubolu-keletekan-sekali-dayung-dua-tiga-pulau-terlampaui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar