Menikmati Es Krim di Toko “Oen” Malang
Saya sudah beberapa kali berkunjung ke kota Malang, namun ada satu tempat di kota ini yang ingin saya kunjungi namun belum pernah kesampaian, yaitu toko Oen. Toko Oen adalah sebuah restoran yang sudah berdiri sejak tahun 1930. Toko Oen terkenal dengan es krimnya yang khas. Selain es krim, toko Oen juga menjual masakan Indo-Belanda dengan nuansa tempo doeloe seperti nasi goreng, gado-gado, beef steak, dan lain-lain. Dulu saya pernah membaca artikel tentang toko Oen di sebuah harian nasional. Karena tertarik dengan nuansa tempo doeloe yang masih dipertahankan toko ini, maka saya memasang niat jika ke Malang lagi maka saya ingin mencoba es krim di toko Oen. Akhir tahun yang lalu saya liburan ke kota Malang bersama keluarga. Wisata ke Malang identik dengan mengunjungi kawasan wisata di kota Batu, karena di kota Malang sendiri tidak ada obyek wisata yang menarik untuk anak-anak. Jadi, kita menginap di hotel di kota Malang, tapi jalan-jalannya ke kota Batu. FYI, hotel-hotel di kota Batu jauh lebih mahal daripada hotel di kota Malang, jadi banyak wisatawan memilih menginap di kota Malang saja. Jarak dari Malang ke Batu hanya sekitar 30 menit dan dapat ditempuh dengan taksi argo yang melayani penumpang hingga ke Batu dengan tarif biasa (bukan tarif luar kota). Sangat mudah memanggil taksi di kota Malang. Cukup menelpon dari tempat kita berdiri di pinggir jalan, maka taksi datang dalam waktu 10 hingga 15 menit.
Pada hari terakhir sebelum kembali ke Bandung, kami menyempatkan diri menikmati es krim di toko Oen. Toko Oen terletak di dekat alun-alun kota Malang, tepatnya di Jalan Jendral Basuki Rakhmad 5 Malang. Patokannya adalah sebuah gereja
Memasuki toko Oen kita disambut dengan spanduk ucapan selamat datang di Malang dalam bahasa Belanda. Di bawahnya ada tulisan tahun dibukanya toko ini, yaitu tahun 1930. Nuansa tempo doeloe langsung kita rasakan setelah berada di dalam. Kursi-kursi rotan yang rendah dengan meja bundar dan bertaplak kotak-kotak adalah peninggalan masa lalu yang masih dipertahankan pemilik toko Oen. Tamu-tamu restoran duduk di kursi-kursi rotan ini. Sebagian tamu tampak turis asing yang kemungkinan berasal dari Belanda. Mereka mungkin mengenang nostalgia masa lalu ketika kakek buyutnya pernah berdinas di kota Malang.
Seperti yang saya sebutkan tadi, hidangan favorit di toko Oen adalah es krim. Saya memesan menu es krim tutti frutty. Cukup lama juga pesanan saya datang, maklum pengunjung restoran cukup banyak saat itu. Pelayan restoran memakai seragam seperti pakaian kaum pribumi zaman Hindia-belanda, yaitu putih-putih dan berpeci. Saya tidak tertarik dengan hidangan makanannya, sebab selain harganya yang mahal, saya memang tidak niat makan. Saya dengar ada beberapa makanan yang tidak halal di sana karena berbahan bacon (daging babi asap). Saya hanya ingin mencicipi es krimnya saja yang sering disebut orang khas dan enak. Oh iya, harga makanan dan minuman di Toko Oen lumayan mahal, tidak heran pengunjung toko ini kebanyakan dari kalangan menengah ke atas. Sebagai gambaran, satu sendok bulat es krim di dalam gelas seperti pada gambar di bawah harganya Rp35.000, cukup mahal untuk ukuran saya :-).
Sembari menunggu pesanan datang, saya melihat foto-foto lama kota Malang yang dipasang di didinding toko. Ada foto Gereja Katedral tahun 1920-an, foto toko Oen jadul, foto Bung Karno yang mengunjungi kota Malang, foto stasiun kereta api Malang, dan lain-lain. Melihat foto-foto tersebut kita dapat membayangkan suasana kota Malang pada zaman Belanda dulu.
Selain di Malang, toko Oen juga terdapat di kota Semarang dan Jakarta. Anda dapat membaca atikel yang lebih lengkap tentang toko Oen pada blog ini. Selamat mencoba es krim di toko Oen.
Sumber : https://rinaldimunir.wordpress.com/2015/03/09/minum-es-krim-di-toko-oen-malang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar