Balaikota “Bumi Hangus” dan Malang “Lautan Api”
MALANG – Upacara peringatan Detik–detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke–70 pada Senin (17/8) yang semula khidmat dan tertib, tiba–tiba berubah gaduh disertai dengan semburatnya peserta upacara oleh suara ledakan dan tembakan yang bermuara dari depan balaikota.
Ratusan orang tampak binggung dan lari tunggang langgang menyelamatkan diri masing-masing. Bahkan, diantara mereka ada yang berdarah oleh terjangan peluru dan ledakan mortir.
Tak lama kemudian serombongan orang menggenakan atribut merah putih sambil membawa bambu runcing merangsek maju memasuki halaman balaikota dan melemparkan obor api ke bangunan bersejarah balaikota. Tak lama, api obor tersebut mengakibatkan bangunan megah tempat Walikota itupun hangus terbakar.
Ternyata apa yang terjadi hanya aksi drama teatrikal kolosal bertemakan Malang Bumi Hangus yang menggambarkan Agresi Militer Belanda I tahun 1947 silam. Drama yang memang khusus untuk dipertontonkan pada puncak upacara HUT RI ke-70 ini merupakan karya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang bekerja sama dengan Kodim 0833.
Drama kolosal inipun melibatkan tidak kurang dari 350 orang lengkap dengan senjata laras panjang, senjata tempur, layaknya perang sungguhan yang terjadi beberapa tahun silam.Kolaborasi ini juga didukung oleh Yon Inf 512 Marabunta, Yon Armed 1 105 Ajusta, Yon Kav 3 Tank, Yon Zipur 5, SMA Negeri 1, 3 dan SMA Negeri 4 Malang.
“Drama kolosal ini sebagai salah satu bentuk membangkitkan rasa kebangsaan dikalangan masyarakat, khususnya pelajar sebagai generasi muda. Pesan yang tersisipkan bahwasannya kemerdekaan yang kita peroleh saat ini merupakan jerih payah para pahlawan kita dahulu,” terang Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Arm Arya Yudha Setiawan SIP
Terpisah, Walikota Malang HM Anton berharap, penyelenggaraanperingatan HUT Kemerdekaan RI tahun depanlebih meriah dan memberikan kesan yang mendalam seperti halnya penyajian drama kolosal Malang Bumi Hangus. Dalam peringatan HUT RI yang ke-70 ini Pemerintah Kota Malang melalui Walikota HM Anton juga memberikan reward sekaligus penghargaan kepada 10 siswa SD Al Ya’lu yang telah meraih juara satu pada final East Java Scout Challenge tingkat Jawa Timur setelah mengalahkan 4 kota dan selanjutnya akan mewakili Indonesia di ajang internasional di Amerika Serikat.
Sementara itu, peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-70 juga dilangsungkan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Selain diiringi marching band dari KOREM V Brawijaya, juga paduan suara dari sekitar seribu siswa-siswi SMPN Kepanjen.
Setidaknya empat lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara ini, seperti Maju Tak Gentar, 17 Agustus 1945, Kebyar-Kebyar, dan Padamu negeri. Sembari menyanyikan lagu, mereka juga melakukan atraksi mengibas-kibaskan merah putih sehingga mendapat standing applause dari seluruh peserta yang ada di dalam stadion.
Tak ketinggalan, penampilan sebuah drama kolosal yang berjudul ‘Malang Lautan Api’, hasil karya dari Koramil Kepanjen, masyarakat sekitar dan siswa-siswi SMA Islam Kepanjen. Drama kolosal ini adalah untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan mengingat kilas balik sejarah pahlawan Indonesia kala memukul balik penjajah dan merebut kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar